Archive for Juni 2010
Dengki merupakan suatu penyakit berbahaya yang hidup dalam tubuh manusia. Dia akan senang ketika menjumpai pemicu sifat hidupnya. Ketika seseorang tersenyum senang maka sang pendengki akan kusut muka, sedih, pusing kepala dan dongkol menyesali kebahagiaan orang yang didengkinya. Sebaliknya apabila terdengar kabar buruk, kesedihan atau musibah maka sang pendengki akan merasa puas dan bersorak bahagia.
Didalam masalah kerukunan hidup, penyakit ini selalu saja berusaha menyelinap muncul untuk mengadu domba dan menghancurkan sebuah ikatan perjuangan. Bagi yang tidak peka dan tidak berusaha melawan gejolak ini, maka dirinya akan terjerumus dalam kedengkian yang tiada akhir, hidup terasa berat dan susah, untuk mengingat kepada yang sedang didengkipun sudah gelisah apalagi bertemu pula.
Read More......
Didalam masalah kerukunan hidup, penyakit ini selalu saja berusaha menyelinap muncul untuk mengadu domba dan menghancurkan sebuah ikatan perjuangan. Bagi yang tidak peka dan tidak berusaha melawan gejolak ini, maka dirinya akan terjerumus dalam kedengkian yang tiada akhir, hidup terasa berat dan susah, untuk mengingat kepada yang sedang didengkipun sudah gelisah apalagi bertemu pula.
Kedengkian tidak akan muncul dihati manusia beriman yang selalu berusaha menuju taqwa, yang setiap waktu diguyur ilmu, amal dan berada dalam lingkaran persaudaraan yang ikhlas siap dalam membantu dan menasehati. Akan tetapi jika tidak hati-hati iri dan dengki itu ternyata dapat menjalar dan menjangkiti kalangan yang dikategorikan berilmu, pejuang, dan bahkan seorang pemuka agamapun dapat tertular penyakit ini.
Dalam konteks perjuangan, dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut itu. Merasa iri kepada orang yang dianggapnya kecil atau lebih lemah, tapi dapat memunculkan sesuatu yang jauh lebih tinggi dari yang dibayangkan.
Kedengkianpun juga dapat menyantap habis kebaikan. Sebuah kedengkian akan mengantar kepada dosa-dosa berantai lainnya seperti fitnah, gunjing, bohong, merampas dst. Maka sangatlah benar ketika kedengkian menyelimuti, bersiap-siaplah pahala akan pergi menjauh dan dosa-dosa akan berdatangan memenuhi catatan amalnya.
Oleh sebab itu haruslah selalu waspada pada sikap dengki karena sikap dengki akan membebani psikologis pelakunya sehingga tidak produktif (malas) didunia apalagi akherat. Selain itu orang pendengki cenderung tidak disukai orang lain, merasa berkehidupannya sempit dan akan lupa untuk memperbaiki diri.
referensi : tausiyah mta
Dalam konteks perjuangan, dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut itu. Merasa iri kepada orang yang dianggapnya kecil atau lebih lemah, tapi dapat memunculkan sesuatu yang jauh lebih tinggi dari yang dibayangkan.
Kedengkianpun juga dapat menyantap habis kebaikan. Sebuah kedengkian akan mengantar kepada dosa-dosa berantai lainnya seperti fitnah, gunjing, bohong, merampas dst. Maka sangatlah benar ketika kedengkian menyelimuti, bersiap-siaplah pahala akan pergi menjauh dan dosa-dosa akan berdatangan memenuhi catatan amalnya.
Oleh sebab itu haruslah selalu waspada pada sikap dengki karena sikap dengki akan membebani psikologis pelakunya sehingga tidak produktif (malas) didunia apalagi akherat. Selain itu orang pendengki cenderung tidak disukai orang lain, merasa berkehidupannya sempit dan akan lupa untuk memperbaiki diri.
referensi : tausiyah mta