Pendahuluan
Proses Bessemer adalah proses untuk produksi massa baja dari cair pig iron. Proses ini dinamai penemunya, Henry Bessemer, yang mengeluarkan paten pada tahun 1855. Proses itu independen ditemukan pada 1851 oleh William Kelly. Proses ini juga telah digunakan di luar Eropa selama ratusan tahun, tetapi tidak pada skala industri. Prinsip utama adalah menghilangkan kotoran dari besi dengan oksidasi dengan udara yang ditiup melalui besi cair. Oksidasi juga meningkatkan suhu massa besi dan menyimpannya cair.
Converter Bessemer
Proses ini dilakukan dalam kontainer baja bulat telur besar dilapisi dengan tanah liat atau dolomit disebut konverter Bessemer. Kapasitas sebuah konverter 8-30 ton besi cair dengan muatan yang biasa berada di sekitar 15 ton. Dibagian atas konverter merupakan pembukaan, biasanya miring ke sisi relatif terhadap tubuh kapal, dimana besi diperkenalkan dan produk jadi dihapus. Bagian bawah ini berlubang dengan sejumlah saluran yang disebut tuyères melalui udara dipaksa menjadi konverter. Konverter ini diputar pada trunnions sehingga dapat diputar untuk menerima tuduhan, berbalik tegak selama konversi dan kemudian diputar lagi untuk menuangkan baja cair di akhir.
Oksidasi
Proses oksidasi menghilangkan pengotor seperti silikon, mangan dan karbon sebagai oksida yang akan membentuk gas ataupun terak padat. Lapisan tahan panas konverter juga memainkan peran dalam lapisan tanah liat yang konversinya menggunakan dalam asam Bessemer, dimana ada rendah fosfor dalam bahan baku. Dolomit digunakan ketika kandungan fosfor tinggi di dasar Bessemer (kapur atau magnesit pelapis juga kadang-kadang digunakan sebagai pengganti dolomit). Dalam rangka memberikan baja sifat yang diinginkan, zat lainnya dapat ditambahkan ke baja cair saat konversi selesai adalah spiegeleisen (karbon-mangan paduan besi).
Mengelola proses
Ketika baja yang diperlukan sudah terbentuk, itu dicurahkan ke dalam ladle dan kemudian ditransfer ke dalam cetakan dan terak ringan yang tertinggal. Proses konversi yang disebut "pukulan" dilakukan dalam waktu sekitar dua puluh menit. Selama periode ini kemajuan oksidasi kotoran dapat dilihat atau dinilai oleh penampilan dari api yang keluar dari mulut konverter. Penggunaan metode modern fotolistrik pencatatan karakteristik nyala api telah sangat membantu blower dalam pengendalian kualitas akhir produk. Setelah pukulan, logam cair recarburized ke titik yang dikehendaki dan bahan paduan lainnya ditambahkan, tergantung pada produk yang diinginkan.
Dengki merupakan suatu penyakit berbahaya yang hidup dalam tubuh manusia. Dia akan senang ketika menjumpai pemicu sifat hidupnya. Ketika seseorang tersenyum senang maka sang pendengki akan kusut muka, sedih, pusing kepala dan dongkol menyesali kebahagiaan orang yang didengkinya. Sebaliknya apabila terdengar kabar buruk, kesedihan atau musibah maka sang pendengki akan merasa puas dan bersorak bahagia.
Didalam masalah kerukunan hidup, penyakit ini selalu saja berusaha menyelinap muncul untuk mengadu domba dan menghancurkan sebuah ikatan perjuangan. Bagi yang tidak peka dan tidak berusaha melawan gejolak ini, maka dirinya akan terjerumus dalam kedengkian yang tiada akhir, hidup terasa berat dan susah, untuk mengingat kepada yang sedang didengkipun sudah gelisah apalagi bertemu pula.
Read More......
Didalam masalah kerukunan hidup, penyakit ini selalu saja berusaha menyelinap muncul untuk mengadu domba dan menghancurkan sebuah ikatan perjuangan. Bagi yang tidak peka dan tidak berusaha melawan gejolak ini, maka dirinya akan terjerumus dalam kedengkian yang tiada akhir, hidup terasa berat dan susah, untuk mengingat kepada yang sedang didengkipun sudah gelisah apalagi bertemu pula.
Kedengkian tidak akan muncul dihati manusia beriman yang selalu berusaha menuju taqwa, yang setiap waktu diguyur ilmu, amal dan berada dalam lingkaran persaudaraan yang ikhlas siap dalam membantu dan menasehati. Akan tetapi jika tidak hati-hati iri dan dengki itu ternyata dapat menjalar dan menjangkiti kalangan yang dikategorikan berilmu, pejuang, dan bahkan seorang pemuka agamapun dapat tertular penyakit ini.
Dalam konteks perjuangan, dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut itu. Merasa iri kepada orang yang dianggapnya kecil atau lebih lemah, tapi dapat memunculkan sesuatu yang jauh lebih tinggi dari yang dibayangkan.
Kedengkianpun juga dapat menyantap habis kebaikan. Sebuah kedengkian akan mengantar kepada dosa-dosa berantai lainnya seperti fitnah, gunjing, bohong, merampas dst. Maka sangatlah benar ketika kedengkian menyelimuti, bersiap-siaplah pahala akan pergi menjauh dan dosa-dosa akan berdatangan memenuhi catatan amalnya.
Oleh sebab itu haruslah selalu waspada pada sikap dengki karena sikap dengki akan membebani psikologis pelakunya sehingga tidak produktif (malas) didunia apalagi akherat. Selain itu orang pendengki cenderung tidak disukai orang lain, merasa berkehidupannya sempit dan akan lupa untuk memperbaiki diri.
referensi : tausiyah mta
Dalam konteks perjuangan, dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut itu. Merasa iri kepada orang yang dianggapnya kecil atau lebih lemah, tapi dapat memunculkan sesuatu yang jauh lebih tinggi dari yang dibayangkan.
Kedengkianpun juga dapat menyantap habis kebaikan. Sebuah kedengkian akan mengantar kepada dosa-dosa berantai lainnya seperti fitnah, gunjing, bohong, merampas dst. Maka sangatlah benar ketika kedengkian menyelimuti, bersiap-siaplah pahala akan pergi menjauh dan dosa-dosa akan berdatangan memenuhi catatan amalnya.
Oleh sebab itu haruslah selalu waspada pada sikap dengki karena sikap dengki akan membebani psikologis pelakunya sehingga tidak produktif (malas) didunia apalagi akherat. Selain itu orang pendengki cenderung tidak disukai orang lain, merasa berkehidupannya sempit dan akan lupa untuk memperbaiki diri.
referensi : tausiyah mta